1 Samuel 16:14-23
16:14 Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.
16:15 Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya: "Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau;
16:16 baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman."
16:17 Berkatalah Saul kepada hamba-hambanya itu: "Carilah bagiku seorang yang dapat main kecapi dengan baik, dan bawalah dia kepadaku."
16:18 Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia."
16:19 Kemudian Saul mengirim suruhan kepada Isai dengan pesan: "Suruhlah kepadaku anakmu Daud, yang ada pada kambing domba itu."
16:20 Lalu Isai mengambil seekor keledai yang dimuati roti, sekirbat anggur dan seekor anak kambing, maka dikirimkannyalah itu kepada Saul dengan perantaraan Daud, anaknya.
16:21 Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatanya.
16:22 Sebab itu Saul menyuruh orang kepada Isai mengatakan: "Biarkanlah Daud tetap menjadi pelayanku, sebab aku suka kepadanya."
16:23 Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.
Seorang guru di Osijek, Kroasia, memiliki cara unik untuk menenangkan suasana kelas yang ribut. Sebelum mulai mengajar, ia memperdengarkan music Mozart, seperti Eine Kleine Nacht yang sangat populer. Penelitian Universitas Berlin menunjukkan bahwa murid-murid yang mendengarkan lagi klasik sebelum ujian dimulai, akan lebih lancar mengerjakan soal-soal ujian dibandingkan murid yang tidak mendengarkan musik klasik. Beberapa rumah sakit di Eropa Timur juga menerapkan metode ini untuk menenangkan bayi yang baru lahir. Seorang bidan mengatakan, “Kami percaya musik klasik dapat mencegah kekerasan dan membuat anak-anak menjadi tenang.” Di Inggris, lantunan lagu Amazing Grace berhasil menenangkan penonton sebuah konser rock yang mulai bertindak anarkis.
Kita pasti setuju bahwa kedamaian, kasih dan ketertiban merupakan hal-hal terindah yang muncul dalam kehidupan kita. Jika boleh memilih, kita pasti akan meminta agar hal-hal itulah yang terus mengisi kehidupan kita. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita banyak disuguhi berbagai hal. Mulai dari kasih hingga kebencian, kelahiran hingga kematian, pertemuan hingga perpisahan, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, apakah semua yang ada itu–kekacauan, kesedihan, dan kebencian– berasal dari Tuhan? Tentu tidak. “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (2 Tim. 1:7).
Kita pasti pernah mengalami hari atau masa yang tak diinginkan seperti itu. Bila itu terjadi, musik atau nyanyian dapat menolong kita untuk menata diri. Namun satu hal yang harus kita sadari, bahwa ada kuasa yang besar dalam setiap lagu dan nyanyian. Maka jangan sembarangan mendengar atau menyanyikan lagu. Lantas, lagu apa yang harus kita dengar dan nyanyikan? Tentunya bukan lagu sembarang lagu, tapi lagu-lagu pujian dan penyembahan kepada Tuhan. “Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati” (Ef. 5:19). Bagaimana keadaan Anda hari ini? Pujilah Tuhan senantiasa dan biarlah hari ini kita lebih bersemangat menjalani hidup.
sumber: http://www.ebahana.com/warta-360-Kuasa-Pujian.html
No comments:
Post a Comment